Rabu, 02 Oktober 2013

Untuk kalian, 61 anak manusia SIL47

     Setelah 5 Minggu kuliah, akhirnya gue baru bener-bener nyadar...gue ini udah masuk salah satu golongan mahasiswa tingkat akhir !!
Mungkin harusnya ada semacam perayaan sekarang, karena dulu ketika gue pertama kali nginjakin kaki di IPB, gue ga pernah yakin bisa survive selama ini, apalagi setelah setahun jadi mahasiswi IPB dan resmi jadi bagian dari Teknik Sipil dan Lingkungan...oalaaah makin pesimis aja gue bisa bertahan hidup dengan serangan rumus, mekanika, teknik dan blablabla. But hey, i'ts been 3 years and i'm still alive, in a perfect condition, pula...hahaha. Semacam anugrah sebenernya.
       Dan ditengah hectic nya semester 7, rasanya malam ini pingin gue pause semua. Berhentiin waktu. Dan masuk lagi ke mesin waktu dimana gue bisa muter kembali kenangan-kenangan lama. Jujur sebenernya gue gatau arah tujuan tulisan ini mau kemana, gue cuma mau numpahin semua yang lagi gue rasain...
      Ada rasa sayang disini. Untuk 60 orang anak manusia yang selama ini udah selalu nemenin hari-hari gue, mereka semua udah numpahin warna-warna indah di dunia perkuliahan gue, sehingga setiap harinya gue selalu punya cerita baru, kenangan baru, dan harapan buat cerita-cerita selanjutnya. Dan bocah-bocah inilah yang bikin gue survive, mungkin gue akan tetap bisa survive kalaupun bukan sama mereka dan diganti dengan orang lain, ya gue pasti bisa survive....tapi, pasti bakal lain ceritanya. Mungkin gue ga akan ngerasa sesayang ini, sebahagia ini...maka hanya rasa syukur yang bisa diucap...rasa syukur karena telah diberi kesempatan untuk dapat mengenal mereka, bahkan bisa jadi satu bagian dari cerita hidup mereka.
      3 tahun kuliah itu mungkin dianggap sebentar dalam 20 tahun hidup gue, tapi selama 3 tahun itu, gue belajar banyak untuk tahap pendewasaan.
     Di sini gue belajar banyak...
Kalau yang namanya sahabat itu bukan tentang siapa yang kemana-mana sama lu terus, tapi tentang mereka yang langsung dateng ketika lu telpon sambil nangis, tentang mereka yang diem dengerin keluh kesah lu terus bisa nenangin lu dengan pelukannya, tentang mereka yang dalam satu detik bisa ngerubah bete lu jadi tawa. tentang mereka yang nemenin lu jalan di gang kecil di malam hari dengan dandanan super ciamik buat ke pesta tapi ga ada yang ngaterin gara2 pada jomblo

Kalau ternyata gapapa kita jadi gila dalam satu fase hidup kita, bisa bego bareng...and hey, we learned from that. Dan ketika kelak kita bisa belajar jadi lebih baik lagi...kita bakal sama2 ngetawain bego-bego nya kita dulu...kayak begonya kita yang pernah dikunciin sama dosen, begonya kita yang lari2an di taman kampus main bola tangkep, atau rame2 gotong cowok seberat 120 kg buat digesek ke tiang...

Kalau ternyata yang namanya rasa kekeluargaan itu ga semu kok. rasa kekeluargaan itu bener2 kerasa di sini, dan kita dapetin itu ga instan...dari ngadep kadep rame2 gara2 dimarahin pas ngerjain yang ulang taun atau rame2 ga kuliah buat bantuin yang kosannya abis kena banjir...

Kalau ternyata kamu gaperlu berubah jadi orang lain buat diterima dalam suatu pergaulan, cukup jadi diri lu apa adanya. Jika orang-orang disekitar kamu bener-bener sayang sama kamu, mereka akan tetep nerima kamu, walaupun kamu cewek tomboy pingin insap yang ceroboh dan teledornya ga ketolongan dan kadang suka nyusahin banget.

Kalau ternyata ketika kamu berada dalam satu titik perasaan sayang, kamu ga akan peduli lagi dengan yang namanya "give and take" ...all you'll think is how you could gives all that you have best without even care what you'll get in return. Karena kadang kebahagiaan dia lah yang menjadi prioritasmu, walaupun dalam prosesnya, bahkan air matamu juga harus kamu keluarkan...

Kalau ternyata, yang namanya bumbu itu, walaupun ada yang pedes, pait, asem, manis...tapi kalau kamu racik jadi satu, akan menghasilkan makanan paling enak di lidah kamu. entah seberapa ngeselinnya, seberapa "krik-krik" nya, seberapa nyereminnya atau seberapa ngocolnya orang itu...tetaplah mereka adalah bagian dari "61 warga SIL 47" tanpa satu orang dari mereka, tentu ga akan lengkap, dan ceritanya ga akan seseru sekarang....
Dan gilanya mereka itulah yang gabisa gue relain untuk gue lepasin. Gue ga rela kehilangan itu semua.
dalam satu sisi gue seneng gue bisa cepet2 selesai dari penderitaan materi dan tugas gila kuliah sebentar lagi...tapi di sisi yang lain, gue rela kembali melajarin matkul yang udah-udah, asal masih ada kesempatan buat gue duduk lebih lama lagi diantara mereka sambil nunggu ada kejadian gila apa yang bakal mereka bikin...
3 Bulan lagi, itu waktu yang gue punya buat menikmati itu semua. 3 bulan, dan momen duduk diantara 61 orang kacrut itu akan jadi momen yang sangaat langka.
Jadi biarkan gue jadi 1 orang penonton disini, dengan sisa waktu yang gue punya.
Biarkan gue jadi penonton tingkah laku kalian hingga sampai satu saat nanti, dimana satu persatu dari kalian berdiri meninggalkan bangku dan berjalan keluar ruangan...




     
     

Rabu, 19 Juni 2013

Edelweiss, Jangan usik keindahannya...

          Postingan ini saya tulis sesaat setelah debat di sebuah forum tentang maraknya pendaki gunung yang mulai metik-metik Edelweiss sembarangan. Jujur sedikit emosi saya tercuil, ngeliat foto-foto dan bukti para pendaki yang dengan bangganya mamerin bunga-bunga edelweiss hasil petikan mereka secara ilegal, bahkan ada beberapa diantara mereka yang memetik hingga beberapa bundel bunga.

Contoh foto yang memperlihatkan pendaki
dengan "sebuket bunga edelweiss" di tangannya.


         Saya adalah salah satu dari banyak orang yang menentang keras pemetikan edelweiss. Bukan karena saya munafik atau tidak pernah berbuat kesalahan sama sekali selama saya mendaki gunung. Tapi karena saya adalah seorang yang sangat mendambakan dan mengagumi bunga Edelweiss yang tumbuh di atas gunung. Tidakkah kita merasa sangat tenang dan bahagia ketika perjalanan panjang kita "terbayar" dengan deretan bunga-bunga edelweiss berwarna putih yang bermekaran, dengan harumnya yang khas, menghiasi setiap bagian bukit hijau. Itu adalah salah satu alasan kenapa saya masih suka naik gunung hingga sekarang.
         Saya juga paham kenapa banyak pendaki yang ingin memetik bunga edelweiss. Bunga yang  mempunyai julukan "bunga abadi" ini memang dapat menjadi oleh-oleh khas pendaki gunung. Untuk kenang-kenangan atau untuk dikasih ke seseorang. Saya sendiri ketika pertama kali naik gunung mendapat iming-imingan untuk memetik edelweiss,  Pernah juga saya diberi sebuah bunga edelweiss. Namun sekarang ketika saya faham kode etik dan larangan tentang memetik edelweiss, tidak pernah lagi saya lakukan. 
        Namun, kenapa sekarang banyak pendaki yang me"maklum"kan pemetikan bunga edelweiss bagi para pendaki pemula? Tidak, tentu itu tidak wajar. Mengingat pendaki gunung sekarang menjadi suatu hal yang mainstream dan banyaknya pendaki tanpa latar belakang apapun. Apakah masih dapat kita wajarkan jika mereka datang hanya untuk tujuan memetik bunga yang susah payah  dilindungi? Jka setiap pendaki gunung menganggap enteng pemetikan bunga edelweiss, menganggap tidak apa-apa kalau memetik sedikit saja, dan mereka berbondong-bondong berdatangan setiap waktunya. Bayangkan apa yang terjadi pada bunga edelweiss beberapa tahun mendatang. Apa yang bisa kita nikmati jika pohon-pohon itu sudah gundul tanpa bunga? Tolong ingatlah, apa yang kita nikmati saat kita mendaki gunung, tidakkah keindahan itu ingin kita bagi bersama anak dan cucu kita. 
       Saya sendiri mencoba mengingatkan setiap mengajak teman saya yang baru pertama naik gunung agar tidak memetik bunga edelweiss. Bukan karena saya merasa diri saya pendaki bersih yang paling benar, hanya saja saya terlalu mencintai Bunga Edelweiss yang indah dan memiliki makna yang dalam. 
      Jika memang alasannya untuk memperlihatkan teman-teman tentang bunga edelweiss, jangan bawa edelweiss itu ke kota, tapi bawa mereka orang-orang kota ke gunung untuk dapat langsung menikmati keindahannya. Jika alasannya untuk kenang-kenangan, ambil saja fotonya. Apakah itu tidak cukup? kalau begitu, naik gunung lagi, kembali mengunjungi Bunga-bunga edelweiss itu. Bukankah lebih indah jadinya, andaikan kita menikmati bunga-bunga edelweiss itu bermekaran diantara kabut gunung yang beku. Sehingga kita selalu punya alasan untuk terus naik gunung...Jadi, biarkanlah Edelweiss bermekaran di alamnya, jangan usik keindahannya...













Senin, 03 Juni 2013

My Traveling Friends

         Pergilah Travelling kawan, ada banyak yang akan kau dapat. Buka hati dan pikiranmu. Bebaskan ikatan tali yang mengikat rapat jiwamu. Dan kau akan menemukan tempat indah baru, budaya baru, pengalaman baru, pemikiran baru....dan tentunya, kawan baru...

Bareng anak2 MNH-Fahutan
at Gn. Bunder

Bareng Backpacker Indonesia
At Anak Gunung Krakatau

A year later, again, with BPI


Bareng sama kamunitas pendaki gunung Kwitang
Pendakian ke Gn Lawu

Bareng mahasiswa IPB dari segala jurusan
 plus mahasiswa UGM juga sih
At Mahameru

Pendakian massal Gn Merbabu.
Bareng berbagai komunitas pecinta alam jabodetabek

Bareng Komunitas naik gunung anak2 kaskuser
At Gn Merbabu
Bareng anak2 Fahutan
At Gede-Pangrango


Tapi itu semua, bermula dari sini
EKA SATYA 23
My family aand partner in crime
Dengan merekalah pertama kalinya gue merasakan nyamannya suatu kekeluargaan saat berada jauh dari rumah, saat berada di tengah hutan dan di dinginnya kabut gunung.














Selasa, 30 April 2013

My OCHA :")



        Mereka gila, mereka aneh, mereka kadang suka seenaknya aja, mereka suka banget ngeledek dan ngebully gue. Tapi mereka adalah manusia2 yang berhasil nemenin hari-hari gue di dalam maupun di luar kampus. This is OCHA. kapan terbentuk? gue lupa exact waktunya, tapi yang jelas kita awalnya bertiga, gue nadi dan didi. Kita punya banyak kesamaan yang buat kita asik banget kalo udah ngumpul : suka berpetualang, easy going dan suka banget kulineran. Lalu munculah ikhsan, yang waktu itu ikutan ke JCC acara expo adventure gitu. Ternyata bablas sampe sekarang, jadilah kita berempat. Buat nama? itu ada cerita lucunya juga. waktu itu kita kulineran nyoba suhsiness, sok2an mesen ocha karena terasa "jepang" banget. Dan ternyata itu paitnya naujubileh, sampe kita bertiga pusing2 kayak keracunan. karena itu lucu dan berkesan, jadilah nama kita ocha. tapi kalo mau dipaksa bikin artiannya sih, yaaa karena bagi kita, hisup itu bisa aja sepait ocha, tapi ga selamanya bakal kayak gitu kok, asal gimana kita menghadapinya aja dan mengubah itu semua jadi sesuatu yang manis, yoi banget ga? asli itu maksa banget sih sebenernya haha.
        Basecamp favorit kita tentu aja kamarnya didi. asli pewe banget, lumayan luas, ada wifi, tv, ac, pokoknya enak banget dan private buat kita. Biasanya beres kuliah kita main kesana, kalo besoknya ga ada kuliah ya nginep, tapi kalo ada, kita pulang minimal jam 10 malem. haha. padahal ya kita kalo ngumpul ngobrolnya suka ngalor ngidul, atau ga main kartu, curhat, ngerjain tugas, ngadu temple run dll. kalo lagi suntuk kita kulineran, ada banyak tempat-tempat makan di bogor yang udah kita coba dan recomended banget, terus kalo udah makan, kita nyiptain game yg kalo kalah harus makan makanan racikan kita sendiri. haha. kalo lagi misah, biasanya kita komunikasi via skype. ini kocak lagi, soalnya ada aja yang jadi bahan omongan yg kocak, gabisa gue ceritain disini sih apa yg diomongin, private kita aja yaa~ haha.
         Pernah waktu gue lagi sakit gara2 kecapean abis observasi lapang, mereka dateng jenguk aja kerumah gue, padahal udah jam 10 malem, ngobrol ini itu sampe jam 2 malem baru mereka balik haha. terus kita juga pernah dateng silahturahmi ke rumah nadi di bekasi. jalan panjang naik bis ke rumah nadi itu terbayar dengan makanan mewah yang disajiin mamanya nadi. asli enak2, pagi2 aja disediain susu, siang dikit ada jus jambu. makanan ayam mulu, pagi spagety malah haha. puaaas. ikhsan aja pulang langsung nambah sekilo berat badannya haha.
       Malam mingguan kita pernah diwarnain dengan berkunjung ke puncak, naik mobil didi. walaupun sepanjang jalan maceet dan nadi sinusnya hampir kambuh. Padahal pas nyampe puncak cuma buat numpang minum teh tawar, bandrek sama kopi doang sama menggigil kedinginan terus turun lagi haha. Pernah juga kita masak-masak bareng di rumah didi. itu buat ngerayain ikhsan yang berhasil ngedeketin cewe haha absurd banget ya. kita masak spagety, walaupun sambil berantem juga soal rasa, akhirnya jadi juga dan ternyata enak :9
        Apalagi ya? banyak sebenernya momen2 kita bareng. Gue seneng kalo ocha udah ngumpul, walaupun kadang ada berantem2nya, tapi tetep kangen juga kalo udah misah. Well, gue berharap kita gausah bubar ya. Dan bisa tetep bikin cerita2 lucu lagi. Jangan lupa kunjungan kita yang belum ke rumah ikhsan di Riau ;)







Kamis, 11 April 2013

Atap dan Bintang

            Semua orang pasti punya"favorite place to visit" ketika lagi suntuk. Entah itu cafe, rumah temen, taman atau karaoke. Bagi gue, tempat paling enak buat dijadiin "pelarian" ketika gue lagi suntuk adalah atap rumah gue. mungkin bahkan bukan cuma atep rumah gue doang sih, dulu jaman2nya masih ngontrak, gue juga suka manjat atap kontrakan buat bisa duduk2 santai di atas gentengnya. Waktu paling asik tentu aja pas malem, apalagi kalo langit lagi cerah dan banyak bintang. mungkin kayak pemain sinetron ya gue suka bintang, haha. But, i truly love stars. Gue suka ngeliat bintang di malam hari, kadang berharap ada bintang jatuh, terus girang sendiri.
            Setiap kali gue suntuk, gue duduk di atas atap rumah, biasanya sambil bawa bekel capuccino dan nyetel musik di mp3 hp. terus, ya nothing. nikmatin pemandangan malam hari, ngerasain hembusan angin, berharap seenggaknya ada satu bintang yang nemenin. Dan pikiran gue melayang kemana2.
           Di atas atap gue banyak dapet inspirasi baru, dengan ketenangan yang gue dapet gue bisa berpikir dengan jernih. Makannya ketika gue butek abis ujian, bad mood, patah hati, marah atau lagi suntuk, gue lari ke atap. Karena bintang2 itu selalu ada buat gue, mereka bisa terus berkelap-kelip ditengah-tengah gelapnya malam. mungkin itu kenapa gue suka bintang. Bintang ga akan ninggalin gue sendirian saat semuanya terasa gelap. Bintang selalu ada, selalu berkelap-kelip, dan selalu membuat gue tenang.
           Sama seperti malam ini, ketika gue lagi merasa sendiri, ketika gue merasa suntuk dengan ujian, ketika gue ngerasa pingin nangis, gue duduk di sini, di atas atap. Walaupun malam ini ga ada bintang, tapi angin malam ini membantu menenangkan pikiran gue.

Kamis, 21 Februari 2013

Di sela-sela....Aku merindukan...

          Di sela-sela keramaian, perbincangan pintar, diskusi hebat, tawa keras, hiruk pikuk pagi hari, klakson kendaraan bermotor....
           Di sela-sela tugas kuliah yang menumpuk, penjelasan panjang dosen, ujian pre-test yang mendadak, praktikum di siang bolong, jadwal yang padat, kemonotonan rutinitas....
           Di sela-sela cahaya lampu kota, langit malam yang kelabu, asap knalpot yang pekat, kepadatan lalu lintas di setiap sisi kota...
           Di sela-sela bangunan tinggi pencakar langit, pabrik-pabrik, mall metropolitan, gedung bioskop, perumahan-perumahan elite...
           Di sela-sela rasa amarah, egois, kemunafikan, kegalauan, sakit hati, emosi....


           Aku merindukan keheningan malam yang beku, suara pepohonan yang bergerak karena angin, kicauan burung di pagi hari, suara jangkrik di malam hari...
           Aku merindukan keringat yang mengalir di wajah, desahan nafas yang tersenggal, kepanasan di bawah sinar matahari yang terik bersinar cerah, kebasahan di bawah deras hujan, menggigil kedinginan di antara kabut di malam hari...
           Aku merindukan kehangatan gelak tawa di dalam tenda, obrolan ringan di sepanjang jalan setapak, candaan jahil teman seperjuangan sambil menahan beban di punggung....
           Aku merindukan hamparan rumput hijau yang dihiasi bunga-bunga lavender ungu di kanan-kirinya, ilalang-ilalang yang tumbuh lebat, sawah-sawah yang subur, dinginnya air yang mengalir dari mata air....
           Aku merindukan kelip bintang di langit, terang bulan, pelangi, matahari yang terbit dan tenggelam, langit biru dan deretan awan yang putih...
            Aku merindukan wangi bunga edelweiss yang bermekaran, begitu cantik, putih dan bersih...suatu lambang keindahan dan keabadian....
         Aku merindukan jiwa yang bebas, yang jauh dari belenggu ikatan yang membosankan...
         Aku merindukan ketulusan, kebersamaan, keikhlasan, perjuangan, sebuah kasih sayang tanpa pamrih...



        Aku merindukan......














Sabtu, 09 Februari 2013

Why Solo Backpacking ?

         Akhir2 ini, gue lagi suka ber solo backpacing. Emang sih bisa dibilang gue baru 2 kali solo backpacking, tapi entah kenapa, gue suka dengan sensasinya, beda aja. haha.
       Pengalaman pertama gue ber solo backpacking adalah ke Kalimantan Selatan. Bisa dibilang itu emang nekat banget. Pertama kalinya gue ke pulau seberang, Kalimantan, dan itu sendirian. Tentunya gue exited banget ! pastinya yang paling susah adalah dapet izin dari orang tua, tapi setelah argumentasi panjang dan berhasil ngeyakinin papa mama kalo gue tau betul daerah sama dari mbah google dan janji ngasih kabar terus, akhirnya izin itu keluar juga.
      Tentu aja yang pertama gue lakuin adalah browsing tentang Kalimantan Selatan. Apa aja yang menarik dan khas di sana, gimana budaya nya, dan info-info lain. Akhirnya gue berhasil kesana selama 5 hari. Ternyata masyarakat Kalimantan Selatan baik dan ramah, walaupun awalnya gue kesulitan ngobrol sama orang sana, khususnya pas gue udah mulai masuk ke pedalemannya, karena mereka punya dialek sendiri yang susah buat gue pahamin. Selama di sana gue pernah tidur di mushola yang kebetulan di buka dan ada kamar mandinya, terus di hotel murah seharga 80 rebu, dan pernah juga di warung deket pasar apung. Yah, buat tidur bukan menjadi masalah utama sih buat gue, gue bisa tidur dimana aja, tinggal merem. Dan barang bawaan gue juga simpel cuma ransel, jadi gampang bisa jadi buat bantalan juga hehe.
     Pernah gue lagi di colt gitu mau ke Banjarbaru, gue duduk di depan (biasanya kalo lagi travelling gue lebih suka duduk di depan kalo naik kendaraan umum, biar bisa ngobrol sama sopir angkotnya dan nanya2 soal daerah di situ, karena tentu aja ga ada yang lebih tau soal jalan di situ selain supir angkot kan?haha). Bapak sopirnya udah rada tua, dan baiik banget. dia banyak nanya, dan kaget pas tau gue sendirian aja dari jawa pula. Dia malah sempet nawarin buat nginep di rumahnya, karena khawatir gue ga dapet penginapan, bahkan dia sampe nawarin no hp dia, kalo gue butuh buat emergency, dan nasehatin buat hati2. baiik banget kan? pernah juga gue lagi makan di warung gitu, terus ngobrol sama mas-mas disebelah gue, ternyata pas udah ngobrol banyak, dia juga dari jakarta ke kalimantan buat penelitian gitu, terus sempet ngajakin buat ke Suku dayak bareng, cuma sayangnya gue waktu itu udah ke sana duluan dan rencana mau ke pasar apung jadi ga match jadwalnya. dan dia malah bayarin gue makan waktu itu, kayaknya dia kasihan sama tampang melas gue haha. Terus juga sama ibu-ibu yang jualan di deket pasar apung, yang nawarin buat nginep di warungnya, jadi gue sekalian bantu dia buat beres2 dan nutup warungnya, dan gue boleh nginep bahkan dapet sarapan gratisan.
     Solo backpacking gue yang kedua adalah liburan ini, karena gue bosan di rumah akhirnya gue mutusin buat cabut dengan duit yang gue punya, gue putusin buat ke pantai utara di Indramayu. Ini berangkat langsung aja, ga ada perencanaan atau schedule, simply gara-gara gue lagi suntuk haha. Di Indramayu untungnya gue sempet nikmatin sunset pas udah nyampe, terus gue jalan di perkampungan gitu. Pas lagi Isya gue solat di mushola kecil gitu, terus ngobrol sama remaja di sana yang abis pengajian gitu. Eh malah ditawarin nginep di rumahnya. Yaudah gue langsung mau lah. haha. Rumahnya sederhana banget, tepat di pinggir pantai gitu. Keluarganya juga baik, di sana gue banyak cerita, dan banyak denger cerita mereka juga, intinya kayak punya keluarga baru lah. Di rumah sederhana itu, ada ayah-ibu sama anaknya ada 4, yang paling gede udah nikah, jadi ga tinggal di situ lagi, yang kedua namanya Rimla, dia yang ngobrol sama gue di mushola dan ngajak nginep di rumahnya, yang ketiga Toni tapi biasa dipanggit tronton sama temen-temennya, yang paling kecil masih TK gitu, tapi ga TK dia, katanya mau langsung masuk SD aja, namanya putri, lucuu banget. Gue diterima baik disana, jadi betah, akhirnya besoknya gue menghabiskan seharian main sama mereka, diajak ke pantai pasir merah juga. diajarin masak pecel sama ibunya, haha.
     Pas mau pulang rasanya sediih banget, udah mau pisah aja, padahal baru ketemu, tapi udah kayak dianggap anak sendiri, bahkan dikasih bekel pisang goreng sama ibunya :") . Perjalanan gue lanjut lagi nyusurin pantai utara. Waktu itu jalan tanpa arah, nungguin ada yang mau ngasih tumpangan. Eh pas lagi duduk bego kecapean di warung, ada truk kebuka gitu, gue nekat berhentiin, untung aja mau berenti dia, pas gue tanya, dia mau ke daerah pamanukan, gue gatau juga itu daerah di mana, tapi gue ngikut aja. Ditawarin duduk di depan, tapi gue mau duduk di belakang aja, sambil nikmatin udara seger juga haha, walaupun di tengah jalan tiba2 ujan dan akhirnya gue duduk di depan juga haha. Pas ngobrol, lagi2 sopirnya bingung sama gue yang dibilang nekat, pas ditanya mau kemana, gue jawab aja, tolong turunin di tempat yang pantainya lumayan bagus, terus malah diketawain haha. Gue di turunin di sutau tempat, gue juga kurang tau namanya apa, tapi pas gue jalan rada masuk ke pedaleman gitu, ada pantai, yang gede, tapi bersih, lumayanlah haha. waktu itu udah sore dan gue bingung mau tidur dimana, akhirnya gue nyari warung. Setelah ngobrol lama, gue ditawarin tidur di warungnya, kebetulan di dalem warungnya ada kayak tempat buat lesehan gitu, lumayanlaah haha. di sana gue ga lama, karena gue cuma sendirian ga ada yang nemenin hiks. jadi kangen sama keluarganya Rimla..
     Intinya, gue punya banyak banget cerita selama ber-solo backpacking. Tentunya yang paling berharga yang gue dapet adalah, teman dan keluarga baru. ga nyangka ternyata orang-orang baik itu masih banyak loh di luar sana, yang pada akhirnya, kalo kita mau membuka hati dan pikiran kita, mereka bisa jadi keluarga baru kita, bahkan jadi teman baru untuk travelling. Tentunya pasti kita seneng kan kalo punya keluarga baru, yang ga cuma ada di jawa, tapi kesebar di pulau-pulau di Indonesia, atau bahkan di luar negeri. Itu lah favorit gue dalam bersolo backpack. Gue dikasih kesempatan buat kenalan dengan orang baru, mempelajari watak orang, menerima kelakuan orang yang berbeda2, dapet cerita dan bahkan pelajaran berharga dari pengalaman mereka, kita bisa berbagi pengetahuan baru juga. Jadi pikiran kita ga terkurung, tapi terbuka dengan melihat kehidupan mereka yang berbeda-beda. Dengan mempelajari itu semua, gue jadi dapet pemahaman baru tentang "hidup". Gue selalu bersyukur dengan karunia Allah kepada keluarga gue sehingga masih dikasih kesempatan buat hidup berkecukupan.
       Gue juga dapet arti dari sebuah "kebahagiaan". Karena di pelosokan sana, mereka ga punya tuh yang namanya Iphone, Ipad, Laptop, atau apapun lah yang selalu di pegang masyarakat kota yang modern. Di keluarga Rimla, setiap malam mereka makan malam di meja makan bundar dari kayu, dan berbagi cerita, tronton yang paling berisik nyeritain temen2nya. Syahdu sekali suasananya, dengan lampu yang sedikit remang-remang. Ga ada tuh yang makan sambil nonton TV atau pegang HP, mereka saling bertatap dan bercerita, bukan ngobrol tapi matanya terpaku sama layar HP. Kebahagiaan mereka adalah bermain air di sore hari bersama teman2, Kebahagiaan mereka adalah memasak rame2 di dapur, Kebahagiaan mereka adalah pulang kerja dengan disambut tawa riang anak2 mereka, Kebahagiaan mereka adalah berbagi dengan tetangga mereka....Kebahagiaan mereka adalah kesederhanaan mereka yang dihiasi dengan kehangatan kasih sayang yang sangat mewah.
       Solo backpacking tentu ngajarin gue untuk lebih hidup mandiri, tapi tetap dengan prinsip manusia sebagai makhluk sosial dimana kita pasti memerlukan orang lain untuk bertahan hidup, jadi keseimbangan juga perlu. Gue jadi punya keinginan baru untuk dapat hidup lebih baik lagi, jadi manusia lebih baik lagi, Supaya suatu saat, kalo gue udah bisa jadi orang sukses dan berhasil, gue bisa bantu mereka yang masih "kurang" terutama yang tinggal di pelosokan. Agar masyarakat di sana, terutama anak-anak bisa mendapatkan hak nya sebagai seorang pelajar untuk mendapatkan pendidikan yang sepantasnya.
      Ada banyaaak sekali pelajaran hidup yang akan kita dapat selama ber-backpack. Itulah kenapa gue ketagihan. Jadi ayo, tinggalkan sejenak rutinitas mua, ambil ransel mu, dan jelajah kota-kota di sekitar mu. Ada banyak pelajaran berharga yang ga akan kamu dapatkan di kelas :)





   

Sabtu, 05 Januari 2013

Keluarga kecil ku

         Apa jadinya gue kalo ga ada kalian?
hahaha. kadang itu yang sering gue pikirin. Setiap hari, masuk kelas, keluar kelas, makan, kongkow, ngerjain tugas, ini-itu ya bareng nya sama mereka2 ini. Yang selalu mewarnain hari2 gue di kampus. Ngebuat gue betah ada di kampus dengan segala beban2 tugas mata kuliah.
Keluarga-keluarga kecil ini lah yang selalu ada, ngehibur, ngobrol, diskusi, bercanda...dan kondisi terpuruk sekalipun hari gue tetep indah ketika ada mereka di dalamnya.
So, Here goes...


Keluarga Unik

Mama Konde Tami, Bibi rapuh Rima, Kakak sosro Libna, Ade gothic Miro, Sopir cuplis Riandy dan Ibu peri Rara.


         Awal mula keluarga ini terbentuk adalah pertengahan semester 5 ketika ada acara MUMS. Ketika kita yang mayoritas isinya cewe heboh nan rempong, jalan kaki menyusuri gang sempit, malam mingguan, pake dress cantik plus make-up tebel siap buat pesta ! gara2 pada jomblo dan ga ada yang ngejemput hahahahha.  mereka semua dengan keunikan dan pribadi masing2 udah berhasil buat gue ketawa setiap harinya. Tongkrongan favorit kita itu di bangku di bawah pohon depan sekret, sambil makan siang, terus lanjut ngobrol ngalor ngidul haha. Entah kenapa kalo sama mereka itu ga akan pernah bener, selalu ada hal2 yang ga terduga yang terjadi yang akhirnya cuma bisa buat kita ketawa2 bego sambil geleng2 kepala. Lalu kenangan2 indah terukir setiap harinya, Perhatian dan kebaikan mereka begitu besar, sehingga ga bisa gue ceritain satu2 gimana berarti nya mereka buat gue. Gue selalu inget pas ulang taun, mereka ngasih gue kado sepatu cewe warna ungu mengkilap ! hahaha. Dan ketika Rima ulang taun, kita kasih kado nescafe sebanyak 13 biji, karena itu minuman favoritnya. haha. Yang jelas, ga ada 1 hari yang terlewat tanpa canda tawa absurd sama mereka. Terimakasih keluarga unik ku, kalian telah mengajariku bahwa hidup harus kita lalui, seburuk apapun itu, sejelek apapun mood kita, se ga siap apapun kita buat ngadepin itu, tapi hey gue ga sendirian, karena ketika gue buka mata gue, kalian selalu ada disana, siap merangkul gue dan kembali membuat gue tertawa, dan siap untuk menghadapi apapun. Aku sayang kalian.


Keluarga Galau

Papa Bear Ihsan, Abang move on Nadi, Ade labil Miro


       Awal mula keluarga ini terbentuk adalah semester 4 gara kita bertiga satu kelompok praktikum PTAT. keseringan ngerjain laporan bareng di kosan nadi sampe jam 2 malem, padahal ngerjain laporannya cuma bentar tapi kelamaan curhat galau sambil ditemenin alunan lagu dangdut+galau dari tukang duren di depan kosan nadi. Kebersamaan itu akhirnya kebawa sampe sekarang. Kita bertiga klop banget, kalo udah ketemu selalu cerita masalah hati satu sama lain. Tempat nongkrong favorit kita tentu aja di kediamannya nadi. entah kenapa masalah kita pada awalnya sama, stuck dengan kegalauan masa lalu. Walaupun sekarang udah ga sekelompok lagi, kita tetep intens komunikasi via YM. biasanya malam minggu udah rame aja kita bertiga conferens, ngomongin macem2 sampe pagi lagi, gue selalu ketawa sampe sakit perut kalo udah kayak gitu haha. Mereka berdua adalah cowok paling perhatian dan peduli banget, dan mereka tulus. Sampe akhirnya sekarang ihsan udah punya cewe lagi. Sedangkan nadi masih usaha dan gue masih ngawang2, kita tetep kompak. Jadi inget waktu ihsan jauh2 ke bandung buat nyatain perasaannya, gue sama nadi di YM sampe khawatir dan smsin ihsan buat mastiin dia baik2 aja....terus kita ngumpul di kediaman nadi, ihsan nyatain kalo dia udah jadian, aaah itu unyu banget haha. terus pas nadi bingung mau pdkt sama cewe sampe mesti nanya ke gue mesti ngomong apa aja. Terus juga pas gue lagi patah hati di malang, dan gue tiap hari dapet sms perhatian dari nadi dan ihsan. nanyain kabar, ngasih masukan dan semangat. bahkan setia nemenin smsan sampe gue ga galau lagi. Dan pas gue ulang taun, Ihsan dan Nadi khusus beliin gue kue ulang taun dan ngasih suprise! sweet bangeet :") Terima kasih keluarga galau ku. Kalian telah mengajariku arti dari ketulusan dan keikhlasan baik dalam persahabatan maupun dalam percintaan. Karena di saat gue jatuh, saat gue nangis dan ngerasa sendirian, kalian selalu datang dan ngulurin tangan kalian, ngebantu gue buat bangkit lagi, nepuk pundak gue dan tersenyum. Semoga kita selalu bisa kompak walaupun udah dengan pasangan masing2 yaa. aku sayang kalian, papa dan abang kuu.



Geng Kampak

Bos Yoni, Agi, Riza, Ajib, Eko, Ucup, Hafil, Lutuy, Masrun, Ibung, choliq, Dimas


      Mereka adalah sekelompok pria2 gondrong, jalan petentengan, suka ngerokok dan ya pokoknya gitulah....macem pria teknik kebanyakan lah, kayak penjahat malah hahaha.Bahkan waktu gue belum pake kerudung, gue dijadiin sekertaris mereka, gara2 sering ikutan kongkow bareng dan gondrong juga hahah.  Mereka kalo dateng kuliah suka pas kuliah udah mulai setengah jam, atau malah suka ga dateng sama sekali, tapi absen mereka penuh haha. Kalo kuliah duduk di belakang sambil baca komik atau main laptop atau ada yang tidur juga malah haha. Tapi, kalian ga pernah tau gimana solid dan kompaknya mereka. Belum pernah gue ketemu pria2 sebaik mereka. Dengan karakter masing2 yang beda, mereka bisa loh tetep nyatu dan kerja sama dalam segala hal (termasuk ujian) haha. Dan mereka bener2 selalu ada buat bantuin kita2 yang kesusahan, tanpa pamrih. Pernah gue yang lagi di cibodas buat pendaftaran naik gunung dan gue kekurangan duit, saat itu juga masrun sama riza langsung nyusulin ke cibodas naik motor sambil bawa duit haha. Mereka yang kayak preman gini, tapi doyan nya tetep aja baca komik sama nonton drama korea. Pernah loh mereka pulang kuliah buru2 gara2 jam 4 sore tuh ada full house di ANTV *tepok jidat* haha. Mereka juga kalo udah ngeledekin orang maksimal banget ! ini nih yang buat gue ga bosen ada di antara mereka, ada aja bahan yang bisa dibuat ketawa. Biasanya sih yang jadi korban tuh si choliq atau dimas haha. Tempat nongkrong favorit? biasanya di bangku bawah pohon depan sapta atau ya di WHK. Mereka baiknya bukan main, asli. susah gue jabarin satu2 disini, mulai dari nganterin kita kemana2, jadi kuli pas naik gunung, dan banyak hal lainnya yang mereka lakuin dengan tulus. Ikon kekeluargaan sejati. Terima kasih Geng Kampak, kalian telah mengajarkanku arti dari kata kekeluargaan, yang saling bahu-membahu menolong satu sama lain ketika mereka sedang kesulitan dan Ga kenal kata pamrih. Aku sayang kalian semua. 





Masih banyak lagi keluarga2 kecil yang menemani hari2 gue. Yang jelas kita semua terkumpul menjadi satu, Keluarga SIL 47. yang selalu ada untuk satu sama lain, saling membantu, mengisi yang kosong, memberi tawa dan cerita. 61 orang, bersama2 menjalani hari sebagai mahasiswa SIL. Mencoba bersama-sama mengukir kenangan yang pantas untuk dikenang sampai tua nanti :")










Rabu, 02 Januari 2013

Untuk Salam Risgabo....

             "Kayak Kacang lupa sama kulitnya"
Malam ini, itu yang gue rasakan.
Malam ini gue abis liat blog mawar, gue liat Grup FB Salam Risgabo, dan gue chat sama Anwar.
Malam ini, dengan alunan musik Sundial Dreams by Kevin Kern, gue kembali berfikir...

        Salam Risgabo adalah organisasi pecinta alam di SMA gue. Eskul pertama yang buat gue betah ada di lingkungannya. Yang membuat gue memutuskan buat berhenti ikutan taekwondo, futsal dan astronomi, buat konsen di kegiatannya. Salam Risgabo adalah eskul yang memperkenalkan gue akan alam Indonesia yang indah, gue yang dulu sangan anti-nasionalisme, ga betah sama negara gue sendiri, sekarang jadi putri ibu pertiwi yang begitu mencintai keindahan panorama alam Indonesia, yang selalu menyuguhkan kecantikan yang tidak bisa dibeli dengan apapun. Salam Risgabo adalah eskul yang udah memperkenalkan gue dengan kegiatan ekstrim yang kini jadi hobi baru gue, yang menghiasi hari2 gue selama di SMA bahkan terus sampe di kuliahan. Naik gunung, Backpacking, caving, Rock Climbing, Rafting, dll. Salam Risgabo adalah eskul yang membuat gue berani untuk mencoba hal baru, keluar dari comfort zone dan mengenal hal2 baru yang ga pernah gue tau sebelumnya. Dan membuat gue dapet pelajaran yang banyak banget, yang ga pernah gue dapet di bangku sekolah. Salam Risgabo adalah eskul yang memperkenalkan gue dengan manusia2 gila, ajaib, caur, gembel, heboh, kocak....mereka yang kehadirannya selalu mewarnai kehidupan remaja gue, mereka yang kehadiran berarti terlalu besar dan indah buat gue, mereka yang selalu setia dan ada, berasama-sama mengukit kenangan indah...Salam Risgabo adalah eskul yang membuat gue belajar makna dari kata kekeluargaan, persahabatan, ketulusan, cinta, kepemimpinan, kerja sama....

         Kenangan2 yang udah gue ukir bersama Salam Risgabo ga akan pernah mati dan terus membekas di hati gue. Untuk pertama kalinya ada yang gue bener2 pedulikan selain kehidupan gue sendiri. Untuk pertama kalinya gue rela bersusah2an buat orang lain, dan ga peduli dengan kata2 imbalan. Untuk mereka yang udah berbagi tawa dan tangis bersama. Ketika kami diguyur hujan ditengah hutan, kedinginan di bawah Bivoak, Pegangan tangan dengan erat, dan berpelukan bersama sambil menangis, merasakan beban dan kasih sayang antar satu sama lain, semua penderitaan yang kami pikul sama-sama. Ga ada yang bisa ngerti gimana kita bisa dibentuk, gimana kita dibina habis2an sampai akhirnya kita bertahan dan bersama-sama membentuk sebuah keluarga dengan kisah manis yang selalu kita ingat.


       Gue menyayangi Salam Risgabo dengan tulus. Bahkan terkadang dulu gue lupa waktu gue, yang selalu geu habiskan bareng mereka, hingga kehidupan kampus gue keteteran. dunia pergaulan gue di kampus tersendat, bisa dibilang. Karena setiap ada waktu luang gue habiskan sama anak2 Salam Risgabo, ada liburan gue naik gunung sama Salam Risgabo. Akhirnya gue memutuskan untuk agak ngurangin waktu gue disana, saatnya untuk bener2 move dan hadapin dunia perkuliahan gue....

        Tapi, oh, ketika gue mulai merasa nyaman dengan kehidupan kampus gue, dengan gelap mata gue lupa dengan Salam Risgabo. Bahkan buat nyempetin ngumpul rapat buat acara penting kayak Pendidikan dasar aja gue engga bisa ! bahkan ketika Pendidikan Dasar dimulai, gue gaikut, gue malah ke Malang dengan urusan gue sendiri. Sombong nya ! Dimana gue yang dulu selalu nunggu momen Pendidikan Dasar untuk ngumpul dan reunian sama temen2 seperjuangan gue, sambil ngelatih, ngedidik dan kenal dengan calon angkatan baru? apakah gue udah sebegitu sombong nya untuk gaikut momen besar kayak gitu?

      Malam ini, Gue kembali berfikir dan sedih.
Anwar cerita panjang lebar soal PD kemaren, Mayoritas dia yang handle semuanya, mana yang lain?
Dia cerita kalau angkatan baru yang sekarang, mereka semua pada semangat buat Salam Risgabo. Dimana semangat gue yang dulu?

Gue gabisa janji apa-apa. Bahkan gue gatau apa yang mau gue lakuin sekarang.
Gue pingin bisa bagi waktu antara kegitan2 gue di kampus, di luar kampus, keluarga dan buat Salam Risgabo.
Semoga ada jalan keluar nanti....
Yang jelas malam ini, gue rindu Salam Risgabo....